Beranda | Artikel
Jangan Belajar dari Empat Orang Ini - Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily #NasehatUlama
Rabu, 23 Februari 2022

Jangan Belajar dari Empat Orang Ini – Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily #NasehatUlama

Salah satu ucapan Imam Malik rahimahullah yang sangat indah, adalah ucapan beliau, “Ilmu tidak layak diambil dari empat golongan, …”

“Ilmu tidak layak diambil dari empat golongan:

(1) dari orang kurang akal yang menampakkan kebodohannya, meskipun ia adalah orang yang paling banyak periwayatan ilmunya,

(2) pelaku bid’ah yang menyeru kepada hawa nafsunya,

(3) orang yang suka berdusta saat berbicara dengan orang-orang,

(4) serta orang shalih, ahli ibadah, dan terhormat, namun tidak kokoh ilmunya.”

Ilmu tidak layak diambil dari empat golongan:
(PERTAMA)
Orang yang kurang akal. Yaitu orang yang dikenal dengan kebodohan dan penyimpangan, dan menampakkan kebodohannya itu, seperti sebagian orang yang tampil di stasiun TV, dan menampakkan sikap bodoh pada beberapa ucapan dan tingkah lakunya, yang tidak layak dilakukan oleh seorang penuntut ilmu. Dan itu bagi penuntut ilmu adalah perilaku yang bodoh. Maka orang seperti ini tidak layak diambil ilmu darinya, meskipun ia orang yang berilmu. Maka bagaimana lagi jika ia bukan orang yang berilmu, namun hanya sekedar sok tahu?! Orang bodoh yang sok tahu. Orang seperti ini tidak layak diambil ilmu darinya, dan tidak diharapkan datang kebenaran darinya.

(KEDUA)
Pelaku bid’ah yang menyeru kepada hawa nafsunya, dan menyeru kepada perbuatan bid’ahnya. Maka bagaimana lagi jika ia juga membuat orang lain menjauhi sunnah, sehingga ia menjadi orang yang menyeru kepada hawa nafsunya dan menjauhkan orang lain dari sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tentu ini lebih buruk daripada pelaku bid’ah yang hanya menyeru kepada hawa nafsunya.

(KETIGA)
Orang yang suka berbohong saat berbicara. Orang yang dikenal pendusta di kalangan orang banyak. Meskipun ia tidak berdusta dalam periwayatan ilmu, namun ia dikenal pendusta di kalangan orang banyak, dalam pembicaraan mereka sehari-hari. Karena kebaikan tidak mungkin diharapkan datang dari tukang bohong.

(KEEMPAT)
Dan orang shalih, ahli ibadah, dan terhormat, memiliki agama yang baik, namun ia tidak menghafal apa yang ia katakan, yaitu tidak kokoh ilmunya. Meskipun ia berpegang pada agama, baik, dan wara’, namun ia tidak kokoh ilmunya. Maka keempat jenis orang itu, tidak layak diambil ilmu dari mereka, karena itu akan mengakibatkan kekurangan yang besar.

Maka bagaimana lagi dengan orang yang memiliki sifat empat golongan ini sekaligus?! Ia adalah orang yang kurang akal, pelaku bid’ah yang menyeru kepada hawa nafsunya, tukang dusta, dan tidak kokoh ilmunya, meskipun ia juga bukan orang shalih. Karena sifat yang dimaksud adalah tidak kokoh ilmunya. Bagaimana mungkin akan diambil ilmu darinya?! Tidak diragukan lagi bahwa tidak boleh mengambil ilmu dari orang seperti itu, tidak boleh juga dimintai fatwa, dan tidak boleh juga perkataannya dijadikan sebagai bagian dari kebenaran dan agama. Inilah ucapan Imam Malik rahimahullah pada zaman beliau. Dan bagaimana lagi dengan zaman kita ini, yang sedikit sekali sifat wara’ pada banyak orang, dan mereka juga lemah dalam berpegang pada agama, meskipun kebaikan tetap ada, alhamdulillah ‘azza wa Jalla.

===============================================================================

وَمِنْ جَمِيلِ كَلَامِ الْإِمَامِ مَالِكٍ رَحِمَهُ اللهُ قَوْلُهُ لَا يُؤْخَذُ الْعِلْمُ عَنْ أَرْبَعَةٍ

لَا يُؤْخَذُ الْعِلْمُ عَنْ أَرْبَعَةٍ

سَفِيْهٍ يُعْلِنُ السَّفَهَ

وَإِنْ كَانَ أَرْوَى النَّاسِ

وَصَاحِبِ بِدْعَةٍ يَدْعُو إِلَى هَوَاهُ

وَمَنْ يَكْذِبُ فِي حَدِيثِ النَّاسِ

وَصَالِحٍ عَابِدٍ فَاضِلٍ إِذَا كَانَ لَا يَحْفَظُ مَا يُحَدِّثُ بِهِ

لَا يُؤْخَذُ الْعِلْمُ عَنْ أَرْبَعَةٍ سَفِيْهٍ

يُعْرَبُ بِالسَّفَهِ وَالطَّيْشِ وَيُعْلِنُ سَفَهَهُ

كَبَعْضِ الَّذِينَ يَظْهَرُونَ فِي الْفَضَائِيَّاتِ

وَيُظْهِرُونَ السَّفَهَ

مِنْ بَعْضِ الْكَلَامِ وَبَعْضِ التَّصَرُّفَاتِ

الَّتِي لَا تَلِيقُ بِطَالِبِ الْعِلْمِ

وَإِنَّمَا هِيَ بِالنِّسْبَةِ لَهُ سَفَهٌ

فَهَذَا وَلَوْ كَانَ عَالِمًا لَا يُؤْخَذُ عَنْهُ الْعِلْمُ

فَكَيْفَ إِذَا لَمْ يَكُنْ عَالِمًا لَكِنَّهُ يَتَعَالَمُ

سَفِيْهٌ يَتَعَالَمُ

هَذَا لَا يُؤْخَذُ عَنْهُ الْعِلْمُ وَلَا يُرْتَجَى مِنْهُ الْحَقُّ

وَصَاحِبِ بِدْعَةٍ مُبْتَدِعٌ يَدْعُو إِلَى هَوَاهُ

وَيَدْعُو إِلَى بِدْعَتِهِ

فَكَيْفَ إِذَا جَمَعَ إِلَى ذَلِكَ أَنَّهُ يُنَفِّرُ عَنِ السُّنَّةِ

فَهُوَ دَاعِيَةُ هَوَى وَمُنَفِّرٌ عَنْ سُنَّةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

فَهَذَا أَقْبَحُ مِنْ صَاحِبِ الْبِدْعَةِ الَّذِي يَدْعُو إِلَى هَوَاهُ فَقَطْ

وَمَنْ يَكْذِبُ فِي حَدِيثِ النَّاسِ مَنْ عُرِفَ بِالْكَذِبِ بَيْنَ النَّاسِ

وَلَوْ لَمْ يَكُنْ فِي الْرِّوَايَةِ مَا يَكْذِبُ فِي الرِّوَايَةِ لَكِنْ عُرِفَ بِالْكَذِبِ بَيْنَ النَّاسِ

فِي حَدِيثِ النَّاسِ الْمُعْتَادِ

فَإِنَّهُ لَا يُرْجَى خَيْرٌ مِنْ كَذَّابٍ

وَصَالِحٍ عَابِدٍ فَاضِلٍ

فِيهِ دِيَانَةٌ

لَكِنَّهُ لَا يَحْفَظُ مَا يُحَدِّثُ بِهِ لَا يَضْبِطُ الْعِلْمَ

مَعَ دِيَانَتِهِ وَخَيْرِهِ وَوَرَعِهِ لَا يَضْبِطُ الْعِلْمَ

فَهَؤُلَاءِ لَا يُؤْخَذُ عَنْهُمُ الْعِلْمُ

لِأَنَّ هَذَا يُدْخِلُ الْخَلَلَ الْعَظِيمَ

فَكَيْفَ بِمَنِ اجْتَمَعَتْ فِيهِ هَذِهِ الْأُمُورُ الْأَرْبَعَةُ

فَكَانَ سَفِيْهًا وَكَانَ صَاحِبَ بِدْعَةٍ يَدْعُو إِلَى هَوَاهُ

وَكَانَ كَذَّابًا وَكَانَ لَا يَضْبِطُ الْعِلْمَ حَتَّى لَوْ لَمْ يَكُنْ صَالِحًا

الصِّفَةُ الْمَقْصُودَةُ أَنَّهُ لَا يَضْبِطُ الْعِلْمَ

كَيْفَ يُؤْخَذُ عَنْهُ الْعِلْمُ

لَا شَكَّ أَنَّ هَذَا لَا يَجُوزُ أَنْ يُؤْخَذَ عَنْهُ الْعِلْمُ

وَلَا أَنْ يُسْتَفْتَى

وَلَا أَنْ يُنْسَبَ كَلَامُهُ إِلَى الْحَقِّ وَالدِّينِ

فَهَذِهِ كَلِمَةٌ مِنَ الْإِمَامِ مَالِكٍ رَحِمَهُ اللهُ فِي ذَاكَ الزَّمَانِ

فَكَيْفَ بِهَذَا الزَّمَانِ

الَّذِي قَلَّ فِيهِ الْوَرَعُ عِنْدَ كَثِيرٍ مِنَ النَّاسِ وَرَقَّتْ فِيهِ الدِّيَانَةُ

وَإِنْ كَانَ الْخَيْرُ مَوْجُودًا بِحَمْدِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

 


Artikel asli: https://nasehat.net/jangan-belajar-dari-empat-orang-ini-syaikh-sulaiman-ar-ruhaily-nasehatulama/